review film
Film Orang Kaya Baru, Filmnya Para Sobat Misqueen Yang Bermimpi Dikasih Warisan Mendadak!
Sesungguhnya
film Orang Kaya Baru jika disinetronkan bisa memiliki judul ciamik
seperti “Azab Menghamburkan Warisan Dadakan Dan Bikin Hubungan
Merenggang, Keluarga Ini Diusili Orang yang Sudah Mati!”
PS: tulisan ini tadinye buat salah satu website ternama tapi kagak diterima, jadi gue posting ajelah ke blog sendiri wkwkwk. Monmaap pake Bahasa Indonesia, bukan pake Bahasa Betawi yang menjadi bahasa utama di blog ini.
Di hari pertama kemunculan film Orang Kaya Baru, saya menyempatkan diri
untuk menontonnya langsung dengan alasan : Joko Anwar yang
menulis naskahnya. Nama Joko Anwar sudah mendapatkan tempat
tersendiri bagi saya, karena karya-karyanya tidak pernah membuat saya
merasa sayang membeli tiket. Sebagai Sobat Misqueen, tentu saya harus
pilah-pilih film bioskop mana yang bagus, agar tidak ada rasa sesal
mengeluarkan uang. Walau biasanya saya menonton di bioskop Mal Daan
Mogot setiap weekdays yang hanya Rp 35.000, tetap saja bagi Sobat
Misqueen uang sebesar itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Asal
tahu saja, nominal tersebut bisa digunakan untuk tiga kali makan di
warteg dengan lauk sayur dan orek tempe atau gorengan, yang mana
seringkali saya jadikan menu pesanan saat ke warteg manapun.
Scene yang tidak boleh dilewati karena pesan moralnya jleb! |
Bersama 10 penonton di dalam bioskop,
saya menonton film Orang Kaya Baru dengan begitu nyaman. Beruntung
para penonton terdiri dari orang-orang dewasa, bukan anak-anak alay
yang kerap mengisi bioskop di mal tersebut. Saya teringat saat
menonton film Dilan 1990 di teater yang sama, dan sepanjang film
diputarkan, saya kerap diganggu oleh tingkah para anak-anak alay
tersebut. Dari yang bercanda dengan suara keras, menendang-nendang
bangku yang saya duduki, dan sebagainya.
Saya selalu percaya bahwa penikmat
karya Joko Anwar adalah mereka yang memiliki tingkat toleransi tinggi
di dalam bioskop. Selama menonton karya beliau, saya belum pernah
merasakan atmosfer penonton yang tidak sesuai dengan saya. Bahkan
saat saya menonton Orang Kaya Baru di bioskop yang berada di mal
pinggiran Jakarta itu, semua berjalan dengan semestinya. Saya dan
penonton lain, adakalanya tertawa melihat adegan per adegan yang
disuguhkan. Tertawa yang kami lakukan pun memiliki berbagai macam
alasan : ketika adegan yang diberikan relate dengan kehidupan kami
atau tertawa di atas keironian hidup yang ada.
Sobat Misqueen, sesungguhnya kalian
pasti menyukai film Orang Kaya Baru. Karena ada beberapa hal yang
berkorelasi sekali, seperti:
1. Memakai suatu barang sampai
rusak, baru deh ganti baru
Tanpa ajaran Marie Kondo pun, para
Sobat Misqueen yang masih waras pasti akan selalu memakai suatu
barang hingga rusak. Ingat, yang masih waras, kalau Sobat Misqueen
yang sudah mulai banyak pencitraan anak gaul Instagram sih, mungkin
can't relate, lah.
Fatih Unru yang berperan sebagai Dodi,
memiliki salah satu adegan di mana ia merasa galau melihat sepatu
sekolahnya sudah tidak layak pakai. Salah seorang anak yang menjadi
musuh bebuyutannya kemudian datang dan meminta maaf atas keusilannya
selama ini. Sebagai bentuk keseriusan maafnya, si anak memberikan
sepasang sepatu bekasnya yang tampak masih layak pakai. Walau
terdapat bercak cat air, dengan segala keterpaksaan, akhirnya Dodi
menerima sepasang sepatu tersebut dan kemudian membuang sepatu
miliknya ke tempat sampah di depannya. Sepatu yang sangat
disayang-sayangkan oleh Dodi tersebut pada akhirnya kembali ke
pangkuannya akibat hadirnya plot twist. Lho, ada apa? Hehe,
rahasia!
2. Ke kondangan hanya dengan amplop
berisi Rp 10.000
Hanya di film ini Sobat Misqueen bisa menertawakan Raline Shah yang harus menjadi misqueen seperti kita. |
Ke kondangan bertigaan, hanya dengan
amplop berisi Rp 10.000 saja, apakah kalian pernah melakukannya,
wahai Sobat Misqueen? Saya sih pernah, saking tidak punya duit buat
ke kondangan teman yang baru lulus sekolah eh sudah menikah saja.
Asal tahu saja, sebelumnya Dodi dan
kedua kakaknya terbiasa ke kondangan untuk menumpang makan di
kondangan tanpa memberikan amplop. Jadi, masih mending lah mereka
memberikan sedikit uang di amplop.
Percayalah bahwa amplop berisi Rp
10.000 harus tetap disyukuri oleh penganten (kalau hanya nyelip 1-2
amplop saja, tentunya). Dahulu di acara pernikahan saya, malah ada
sekitar lebih dari 10 amplop berisi Rp 2.000 perak saja. Mama saya
sampai ngomel-ngomel, “Ini sih namanya gak balik modal!”
Saya sih santai saja, toh nyatanya
meski resepsi pernikahan sudah usai, makanan masih berlimpah ruah
sampai dua hari setelahnya. Lagi pula, siapa suruh membuat resepsi di
perkampungan kecil? Buat makan keluarganya saja mungkin mereka sudah
susah.
3. Berdesak-desakkan di dalam bus
Sabar ya, Raline Shah. |
Raline Shah, selebritis sekaligus
sosialita yang berperan sebagai Tika, pada sebuah wawancaranya
bersama sebuah portal berita, mengatakan bahwa pada kehidupan
nyatanya ia sama sekali belum pernah merasakan segala aktivitas Sobat
Misqueen yang biasa dilakukan Tika. Ia merasa tertantang untuk
melakukan adegan sesuai naskah. Untung saja peran tersebut dilakukan
oleh seorang Raline Shah, bukan oleh saya yang sedari SMP sudah
merasakan berdesak-desakan di Kopaja atau Patas. Raline Shah harus
mencoba berdiri di pintu bus sembari berpegangan dengan penumpang
lain, sembari mencium bau kecut ketek para penumpang di dalamnya.
Jangan-jangan Raline Shah tidak tahu
bahwa di dalam bus ada orang yang suka berbagi kacang dan permen
jahe? Apa jadinya jika Raline memakannya, dan saat penjual menagih
uang, Raline terkejut, “Lho, ini bukannya gratis?”
EKSPEKTASI SEBELUM MENONTON
Sebenarnya saya sempat menyangka bahwa
para pemeran akan berakting menjadi orang yang sangat sombong. Saya
teringat dengan salah satu tetangga orang kaya baru, yang pada sore
hari berdiri di depan rumahnya untuk menunggu mobil pengirim furnitur
dan alat elektronik yang dibelinya. Tetangga saya itu berdiri bersama
keluarga besarnya, bayangkan! Lalu berteriak keras, “Aduh,
Alhamdulillah banget ya kita bisa beli banyak barang-barang baru buat
ngisi rumah yang baru jadi!” Belum lagi teman bimbel saya dahulu,
yang suka memakai anting, gelang keroncong sampai siku tangan, hingga
gelang kaki yang belnya selalu terdengar saat sang pemilik berjalan.
Nyatanya, film Orang Kaya Baru
mengajarkan bahwa sombong itu harus dilakukan saat sedang
disombongkan. Nyombong balik gitu lho. Misalnya saat sang ibu (Cut
Mini) sakit hati dengan pramuniaga yang melarang anak-anaknya mencoba
furnitur atau jejeran mobil mewah. Hingga Dodi yang kemudian
memamerkan sepatu mahalnya ke musuh bebuyutannya dengan cara yang
elegan. Good job!
Saya sempat menyangka bahwa anggota
keluarga yang ditinggal oleh bapak (Lukman Sardi), setidaknya salah
seorangnya, akan tetap waras dan menyarankan keluarga untuk
menyisihkan sebagian besar warisan dadakan tersebut untuk investasi
atau sekadar bikin rumah kost di dekat kampus besar. Nyatanya, semua
warisan tidak sadar telah dihabiskan, yang kemudian membuat mereka
tersadar. Oh, maaf, namanya juga film ya. Tapi, tidak ada salahnya
memang dengan apa yang diceritakan di dalam film tersebut. Karena
seseorang yang pernah merasakan mendapatkan uang sangat banyak, pasti
langsung gatal ingin banyak belanja dan menghabiskan uangnya. Apakah
kalian juga begitu, wahai Sobat Misqueenku?
Terima kasih untuk Joko Anwar yang
telah menyuguhkan cerita sederhana namun masih tetap enak dinikmati.
Halo Pak Ody, selaku sutradara, terima kasih telah membuat Raline
Shah bisa merasakan bagaimana getirnya menjadi Sobat Misqueen.
Rada aneh baca postingan ini,krn kak pina pake saya wkwkwk. Tapi suka sih sama film ini. Palagi ektingnya cut mini, tante terkeren! 😂
ReplyDelete